Kalimat diatas berarti “Siapa yang ingin mendapatkan kemuliaan, maka bekerjalah sampai jauh malam”. Saya mendapatkan mantera itu ketika membaca buku negeri 5 menara karangan Ahmad Fuadi. Buku yang menjadi salah satu buku favorit saya dari sekian ratus buku yang ada di kamar saya, kolong tempat tidur saya, diatas lemari pakaian dan rak buku di luar kamar.
Belakangan mantera itu menjadi mantera wajib untuk saya. Mantera yang selalu saya ucapkan berulang-ulang ketika lelah mulai datang, kerisauan dengan tugas-tugas kuliah yang semakin menumpuk, belum lagi materi-materi kuliah yang harus saya baca berkali-kali, mengingat background kuliah sebelumnya yang sama sekali tidak menyentuh sisi ekonomi sedikitpun, ditambah ketakutan-ketakutan saya untuk menjadi middle-down class. Ya saya memiliki khawatir berlebihan ketika berada di rata-rata kelas terlebih di urutan bawah kelas karena saya terbiasa berada di up class, walaupun tidak selalu top class.
Yang saya lakukan kemudian adalah berusaha lebih keras dibanding yang lain, membaca bahan-bahan kuliah lebih dahulu, merangkumnya, membuat catatan terbaik dan mengerjakan semua tugas dengan semaksimal mungkin. Dengan demikian saya harus mengorbankan waktu tidur saya, waktu bermain-main atau bahkan hanya sekedar searching via fb atau chatting. Sudah lebih dari 1 bulan, saya tidur tidak pernah lebih dari 5 jam. Sepulang jam kantor, setelah mengurai cerita dengan si Ibu, saya langsung menuju kamar, menambahkan ritual sebelum tidur yang secara rutin sudah saya lakukan sebelumnya dengan membuka netbook dan tumpukan buku-buku tebal berbahasa Inggris, saya menambahkan “belajar” sebagai salah satu ritual tambahan saya.
Pukul 22.00, saya tidur dan kembali bangun pukul 02.30. Pukul 02.30 setelah bercinta dengan sang pencipta hingga waktu menjelang berangkat ke kantor, saya belajar, membaca, mengerjakan tugas. Putu, salah satu sahabat terbaik saya yang berkali-kali melihat ritme hidup saya karena setidaknya saya seminggu 2 kali menumpang di kosannya selalu bilang “Lo terlalu keras sama diri lo sendiri”. Mungkin, tetapi hanya ini yang bisa saya lakukan, berjuang, bekerja hingga larut malam untuk mendapatkan kemuliaan, ada target IPK yang harus saya capai untuk mendapatkan beasiswa, ilmu baru ini juga memaksa saya harus belajar 3 kali lebih banyak untuk dapat bersaing bersama mereka yang memang sudah memiliki latar belakang pendidikan ekonomi atau finance. Dan saya yakin, perjuangan ini tidak seberapa dibanding perjuangan Bapak Ibu saya, atau perjuangan orang-orang hebat diluar sana. Jadi, saya memecut diri saya sendiri untuk mengejar kemuliaan, kemuliaan diri, kemuliaan keluarga, dengan bekerja hingga larut malam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar