Lembutkanlah selalu hati kami Ya Rabb
Selain populasi pria membanci yang meningkat, kembali mengakui kalau sebagian (kecil) dari kaum saya sudah mulai terkikis empatinya, dengan membiarkan lansia dan bumil berdiri di depannya, sementara wanita muda, sehat dan terlihat terpelajar memilih utk tetap duduk, asik dgn gadgetnya. #commuter
Kalimat diatas merupakan salah satu status yang pernah saya tulis di Facebook saya beberapa minggu yang lalu. Kondisi Jakarta yang entah semakin hari semakin macet, memaksa saya beralih menggunakan transportasi commuter. Dulu, ketika kuliah saya pun menjadi "anker" singkatan dari anak kereta, sebutan untuk para mahasiswa yang pulang pergi ke kampus dengan menggunakan kereta. Saat ini pun, saya kembali menjadi anker, tidak dengan sahabat-sahabat kuliah saya lagi, tetapi kini berkumpul dengan para pekerja, yang setiap pagi dan malam berjejal di kereta.
Jumlah penumpang yang cukup padat membuat saya hampir sama sekali tidak pernah kebagian duduk ketika berangkat, tetapi jika pulang, dari stasiun sudirman, masih ada peluang bagi saya untuk duduk, walaupun harus dengan berjuang merebut peluang tersebut. Ya, peluang untuk dapat duduk di kereta harus diperjuangkan.
Kembali ke status yang pernah saya tulis diatas, disuatu hari, ketika saya pulang kantor, seperti biasa saya naik commuter menuju Bekasi dari stasiun Sudirman. Bersiap berjuang berebut tempat duduk. Dan, hap! Saya dapat. Tetapi karena ada ibu hamil yang tidak mendapat tempat duduk, saya pun merelakan tempat duduk saya untuk mba'-mba' itu. Saya berdiri dan berjalan ke gerbong belakang, berharap masih ada tempat duduk yang kosong. Tapi ternyata nihil.
Dan saya pun berdiri, menaruh tas saya diatas dan dengan anteng bersiap untuk membaca buku. berbeda dengan gerbong perempuan yang selalu saya naiki, di gerbong nomer 2 ini, ada banyak pria juga didalamnya. Tak lama, ada seorang Ibu datang membawa anaknya yang masih berumur 3 tahun, berdiri di samping saya. Di depannya ada Bapak-bapak gendut yang tiba-tiba menjadi tidur seperti diberi obat tidur seketika atau sebenarnya lebih tepat disebut pura-pura tidur. Anak kecil ini merengek, ingin duduk. Saya mencoba membangunkan si bapak gendut untuk memberikan tempat duduknya, tetapi sepertinya ia pura-pura tidak mendengar. Saya pun memanggil petugas keamanan kereta untuk membangunkan si bapak untuk memberikan tempat duduk karena memang skala prioritas tempat duduk di commuter ini adalah untuk lansia, bumil dan wanita dengan anak balita. Berhasil. Bapak gendut itu pun akhirnya berdiri dan pergi dari gerbong saya sambil bersungut-sungut. Dan saya pun kembali membaca.
Tidak lama, saya kembali melihat diujung sebelah kanan, kira-kira 10 meter dari tempat saya berdiri ada Ibu hamil dan lansia perempuan yang sedang berdiri. Saya melihat di depannya ada berjejer wanita muda, cantik dan terlhat terpelajar duduk dan dengan asiknya bermain bersama BBnya. Seperti tidak melihat kalau di depannya ada Ibu hamil dan lansia. Kalau saja laki-laki yang ada didepannya, mungkin sudah saya samperin dan tegur kembali. Tetapi ini?
Ya, begitulah, selain semakin banyak pria membanci, sebagian (kecil) dari kaum saya pun sudah mulai hilang empatinya. Kehidupan yang terlalu keras di Jakarta membuat mereka mungkin berpikir "gw udah berusaha untuk dapetin tempat duduk ini, jadi yaaa ini hak gw, toh kita sama-sama cape', sama-sama pulang kerja". Ya setidaknya itulah pemandangan yang semakin hari semakin sering saya lihat. Kerasnya kehidupan seperti juga mulai mengeraskan hati-hati mereka. Semoga tidak dengan kita. Semoga Allah selalu melembutkan hati kami.
Amin Ya Rabbal'alamin. Hati yang terjaga adalah anugerah terbesar dalam hiodup. Sebaik-baik harta yang kita miliki, Mbak :) takutlah kita ketika hati kita tlah tercabut kepekaannya. Na'udzubillah. Alhamdulillah, tulisan yang baik, insyaAllah. Mampir-mampir juga ya mbak harni ke rumahkreasihusna.blogspot.com :) Jazakillah...
BalasHapusIya mba', Smoga Allahselalu melembutkan hati kita yaa. terima kasih banyak sudah mampir ke blog ini. Insya Allah nanti gantian blognya diintip-intip yaaa.
BalasHapus