Belakangan ini, saya merasa benar-benar harus mengoptimalkan penggunaan otak yang dianugerahkan Allah. Kerjaan yang menggila menjelang penghujung tahun, ujian-ujian midtest yang mulai menghampiri, paper-paper yang saling mengejar, undangan pernikahan dari para sahabat dan belum lagi memikirkan penyakit saya ini, benar-benar membuat payah diri saya.
Jadilah hari ini, Minggu, setelah berhibernasi selama 12 jam full, saya melarikan diri ke salon, sejenak memanjakan diri. Saya memilih perawatan pra nikah. Perawatan pra nikah sebenarnya bukan hanya untuk orang mau menikah kan? Siapa pun boleh. Walaupun mba’-mba’ di salon muslimah langganan saya melirik-lirik, dan selalu menggoda “mau nikah ya’? Then saya jawab “iya, doain ya Mba’. Dan diteruskan dalam hati “tapi belum sekarang, nanti, oneday, sekarang masih menunggu pria terindah yang disediakan Allah untuk saya.
Setelah body spa, saya lanjut creambath. Setiap creambath, saya pun selalu teringat Bapak. Dulu, bapak senang sekali kalau kepalanya saya creambath. Setiap bapak selesai keramas, dengan manis, bapak duduk dibawah dan saya duduk di bangku sudah siap dengan toner penguat rambut siap memijat kepala bapak. “enaknya di creambath sama anak sendiri, calon sarjana pula”. Saya pun mencoba mempraktekkan beberapa gerakan memijat kepala seperti yang dilakukan mba’-mba’ salon ketika meng-creambath saya. Memijat mulai dari kepala bagian atas, lalu samping kiri dan kanan, bawah, membuat pijatan melingkar di kepala, dan diakhiri dengan memijat leher dan memukul-mukul punggung bapak dan menyisir kepalanya.
Kangen sekali bisa memijat kepala bapak, belakangan kesibukan dan aktivitas yang menggila membuat saya berpuas diri dengan hanya memberikan Bapak sejumlah uang. Padahal Bapak pasti kangen di creambath anaknya. Ah sudahlah. Saya memilih untuk tidak memperpanjang rasa bersalah ini. Saat ini, saya hanya bisa mendoakan orang yang paling berjasa di hidup saya. Semoga Allah berkenan mempertemukan kita kembali di surgaNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar