Mabur maneh, menclok nang pari
Ojo ngenyek yo mas, karo wong wedho
Yen ditinggal lungo, setengah mati
Bait diatas merupakan penggalan dari lirik lagu walang kekek yang populer dibawakan oleh Waljinah, sang maestro keroncong bersuara emas, selalu berpakaian kebaya, dan di usianya yang senja tetap berusaha untuk terus melestarikan budaya keroncong tanah air ditengah gempuran penyanyi-penyanyi hilir mudik yang ga jelas. Bapak, merupakan salah satu fans dari Waljinah. Bapak hampir hafal semua lagu yang dibawakan Waljinah dan walang kekek inilah salah satu lagu favorit yang sering ia putar dan nyanyikan.
Selain Waljinah, Bapak juga suka dengan lagu-lagu campursari terlebih gending-gending jawa. Koleksi CD yang Bapak punya cukup banyak, dan hingga kini masih kami simpan dengan baik. Saya dan Sakti sepertinya memang sudah sangat terbiasa mendengar gending-gending jawa, selain Bapak sering memutar lagu-lagu tersebut, Bapak juga sering kali menyanyikan lagu-lagu jawa atau nembang semenjak kami kecil. Suara Bapak yang lembut ditambah irama gending-gending jawa yang halus selalu membuat Bapak sukses menidurkan kami dengan damai. Saya teringat, dulu Bapak sering sekali menyanyikan lagu berirama riang seperti gundul pacul, bapak pucung, bebek adus kali hingga lagu berirama sendu seperti yen intawang ono lintang atau gending-gending klasik lainnya.
Selepas bapak pergi, rumah ini jarang sekali terdengar lagu-lagu Waljinah, Campursari atau gending-gending jowo. Tidak ada lagi yang bersiul atau bersenandung kecil nembang jowo. Hal ini menginspirasi saya untuk kembali mengumpulkan lagu-lagu favorit Bapak, dan dengan suara saya yang pas-pasan serta bahasa Jawa yang blepotan, ingin sekali rasanya bisa menghapal beberapa lagu diantaranya. Sehingga kelak, keturunan saya masih bisa menghirup atmosfer kejawaan, tertanam nilai-nilai jawa dan menjadi salah satu jati dirinya ditengah arus lagu-lagu ga jelas yang semakin bermunculan. Mari belajar nembang!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar