Awal tahun yang cukup berat bagi saya. Seandainya ada Bapak, saya mungkin meminta beliau untuk memeluk saya, erat, lama, dan memintanya untuk tidak melepaskannya. Pasca operasi, saya masih harus terapi hormon, and still dealing with my endo. Sekali ke dokter minimal 2,1 juta uang harus keluar. Walaupun diganti tapi tetap mengacaukan cashflow saya. Mmm tepatnya memporak porandakan. Karena sejak control jahitan pertama hingga suntikan ke dua, belum ada satupun yang direimburs pihak asuransi.
Ujian belum selesai. Ada soal tambahan. Allah menganugrahkan nilai D di IPK pertama saya. NIlai terburuk yang pernah yang dapatkan sepanjang saya menuntut ilmu. Reimburse 27 juta bagai telur di ujung tanduk. Kelanjutan kuliah? Entahlah. Sempat saya membenci Allah, kenapa harus saya kembali? Toh uang yang akan direimburs itu untuk pembayaran kuliah semester berikutnya lagi dan saya benar-benar ingin umroh. Kemudian saya diingatkan.
“Dan apabila Kami memberikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila Dia ditimpa kesusahan niscaya di berputus asa” (QS Al Israa: 83)
Saya memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung. Malam ini saya beristighfar sebanyak mungkin. Maafkan hamba karena telah berprasangka buruk kepadaMu Rabb. Allah maha kaya, maha pengasih dan penyayang. Tentu Dia memiliki scenario yang jauh lebih baik dari yang saya pikirkan. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah.
Saya juga mengingat salah satu posting yang dikirimkan oleh teman saya: “Jalaludin Rumi: Aku sanggup mengabulkan permintaanmu tapi ratapan kesedihanmu lebih Aku sukai…”
Ya, Allah menyukai suara dan untaian doa-doa saya. Allah ingin saya menatapNya terus menerus. Allah cemburu ketika saya berpaling. Semoga Allah memaafkan saya karena telah berprasangka buruk kepadaNya. Dan Apapun itu rencana dan takdirmu Ya Rabb, saya Ikhlas, karena akan lebih banyak waktu bagi saya dan Engkau untuk bercinta.
sukaaaa....... keep on praying darling... n aku juga suka warna ungunya.. pretty like you...;-D
BalasHapus