Untuk kalian yang berasal dari suku jawa, terbatas untuk jawa tengah atau jawa timur, tentunya tahu apa arti “babat” dan “alas". Untuk kalian yang belum tahu, mari saya jelaskan sedikit. “Alas” sering kali diartikan sebagai hutan, ya hutan, sebentang tanah yang ditumbuhi oleh berbagai jenis tumbuhan, mulai dari tubuhan berbuah, tidak berbuah, lebat, tinggi dan basah, layaknya hutan-hutan tropis yang ada di Indonesia. Dalam kamus besar bahasa Indonesia edisi ketiga dari Departemen Pendidikan Nasional, Balai Pustaka, tahun 2003, milik salah satu koleksi adik saya, alas memiliki arti: dasar; fondasi; penutup telapak kaki; lapik, dasar; hutan, rimba. Sedangkan “babat”, masih berasal dari contekan yang sama, berarti: tebas; menebang; merambahi; golongan yang sama jenisnya (keadaannya); pasangan (jodoh dsb) yang seimbang dan setara; daging perut besar pada binatang memamah biak seperti sapi atau kerbau; pusaka asal dan asli.
Dalam hal ini, saya membatasi arti “babat” sebagai tebas atau menebang, sedangkan “alas” berarti hutan, rimba.
Ya, babat alas, merupakan salah satu julukan yang diberikan Bapak kepada saya. Saya, Harni Wijayanti, perempuan yang senang sekali menebang, membabat hutan rimba. Tapi bukan dalam arti sebenarnya. Bapak memberikan saya julukan tersebut, karena menurutnya, saya, anak pertama, cucu pertama dari keluarga Ibu, cucu ke 15 dari keluarga bapak, sering kali membuka peluang-peluang yang tak termungkinkan bagi keluarga kami. Saya masuk PTN pertama kali, bekerja di beberapa lembaga pendidikan dengan mengetuk pintu-pintu dan menawarkan jasa, sedangkan adik saya dan keluarga yang lain,masuk tanpa test hanya berbekal nama saya, kuliah dengan dari beasiswa satu ke beasiswa lain, naik pesawat pertama, berkantor di gedung tinggi, mengunjungi pulau-pulau terpencil dan go abroad! Serta banyak sekali pengalaman pertama-pertama lainnya.
Tidak hanya itu, hidup saya pun penuh dengan menebas, membabat, keras, penuh keringat, luka di tangan dan kaki, tanpa lelah. Tetapi setelah itu, ada jalan lurus, panjang, indah, dipenuhi bunga danpohon buah di samping kanan kirinya yang saya lewati dan menjadi jalan utama untuk jalan-jalan adik saya dan keluarga saya.
Jadi, saya akan selalu menjadi Miss Tebang Alas.
Menjadi orang pertama yang membabat, menebas pohon-pohon di hutan rimba, membuat jalan untuk adik saya dan keluarga saya. menawarkan peluang dan kemungkinan-kemungkinan yang terlihat mustahil bagi saya dan keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar