Kalimat ini menjadi kalimat pamungkas saya ketika keengganan, ketidaknyamanan, atau hanya sebatas ungkapan yang menjadi trigger saya untuk melupakan. Melupakan kenangan buruk, orang buruk, situasi buruk, waktu yang buruk dan pencapaian yang buruk.
Ketika saya mendengar sayup suara betapa amat sangat buruknya saya sebagai anak, betapa amat sangat berdosanya saya kepada Bapak, dan betapa jahatnya saya karena tidak sedikit pun bisa membahagiakan Bapak, saya berbisik kepada hati “Saya tidak mau membahasnya, tidak mau mengingatnya” hanya bisa berdoa, semoga Allah megampuni dosa-dosa saya dan menjalankan sisa hidup saya dengan kualitas lebih baik.
Ketika sahabat-sahabat saya dengan semangat membahas betapa bastardnya salah satu mantan saya, saya memilih untuk mengatakan “Sebaiknya kita tidak usah membahasnya”, karena seburuk apapun dia, pernah menjadi sandaran saya juga.
Ketika adik saya membahas betapa buruknya perlakuan dari mantan calon mertua saya, saya juga memilih untuk mengatakan “Sebaiknya kita tidak usah membahasnya”, karena seburuk apapun perlakukan mereka ke saya, tidak mengubah saya berjodoh dengan anaknya, justru saya berterima kasih dengan amat sangat tidak mendapatkan mertua seperti mereka.
Ketika Ibu saya membahas betapa sakitnya hati seorang Ibu melihat putrinya diperlakukan dengan amat tidak terhormat, saya pun kembali mengatakan “Sebaiknya kita tidak usah membahasnya”, karena yang ada hanya sakit yang tersisa, dan berharap kelak ditemukan penawar untuk mengobati semua luka-luka yang sedang terbuka.
Ketika jutaan orang menghujat Negara ini, pemerintah dan wakil rakyat dengan segala kebobrokan system, moral dan perilaku, saya juga akan selalu mengatakan “Sebaiknya kita tidak usah membahasnya” karena bagi saya, mari lakukan sesuatu. Walaupun itu kecil. Kecil sekali.
Ketika kebanyakan orang diluar sana menyumpah serapahi Malaysia, sebagai malingsia. Saya pun tetap memilih untuk mengatakan “Sebaiknya kita tidak usah membahasnya”, marilah mengaca diri.
Ketika saya menilik kembali beberapa kenangan buruk, saya berbisik kepada hati saya “Ayo, kita tidak usah membahasnya, itu masa lalu” dan saya pun memilih untuk hey, rock your life! Everything happen with reasons!
Keluh kesah, sumpah serapah, mengumpat atau dendam selamanya tidak dapat merubah keadaan, tidak dapat membuatnya menjadi lebih baik, tidak dapat mengembalikan saya ke waktu yang lebih baik. Tapi ternyata hanya menghabiskan energy, menyita waktu dan pikiran, menyakitkan hati dan membuat stag hidup, karena kita lebih disibukkan dengan sumpah serapah itu.
Allah maha tahu, Allah maha pemohon maaf, Allah maha luar biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar